27 January 2011

Kala di Yogyakarta

Kita berdua bisa hilang,
Maka jangan biarkan lengang.
Kita berdua bisa tersesat,
Maka jangan berlalu pesat.

Kita berdua tengah nyenyak,
Maka jangan bicara banyak.
Kita berdua pun belajar,
Maka tak perlulah mengejar.

Di puncak candi,
Tidak ada yang terjadi.
Mungkin bias lensa atau mata,
Tapi tetap tak ada cinta.

2 January 2011

Romansa Lama

Lilin telah lama padam, 
Ruang sudah tertutup usia.
Benarkah kaki-kaki lincah masih suka menari disini saat malam?


Depok/10/07/2010

1 January 2011

Hujan Tidak Bertuan

Tuan Hujan!
Entah. Hujan acapkali mengguyur kota.
Tapi tidak bertuan.
Bila sejak semula aku buta,
Hujan hanyalah hujan.
Tanpa perlu Tuan.


Depok/22/12/2010

31 December 2010

Piyama

Mengapa menulis di saat kamu bisa mengetik?
Indera memang merekam dengan seksama,
Namun apa guna mereka saat memori usang dan berkarat?
Di balik bayang-bayang bulan,
Laki-laki pemalu memakai piyama.



Depok/28/10/2010

16 October 2010

Di Matraman

Kucing bermata kelabu naik kereta.
Duduk, ia membuang muka menghadap linear acak akibat gerak kereta.
Angin meniup mata kelabu Si Kucing sampai kantuk.

---

Kereta laju melewati sebuah stasiun.
Dari jendela kereta, Kucing bermata kelabu melihatmu memasuki pintu sebuah gerbong kereta.
Dari sekian detik yang tersedia, kucing bermata kelabu memotret soraksorai kerumunan yang menghantarmu.
Soraksorai; harapan dan beban yang mengecup bahumu.
Ah, itu hanya desau Si Kucing bermata kelabu.
Kucing bermata kelabu tidak pilu, tidak pula sendu.

Hanya berharap, entah di stasiun mana, tidak menemukanmu seperti batu.


So now you're married and i'm drunk. 
What a joy of life!

16 August 2010

Senja Merah

Kala itu senja, 
Tidak ada teh yang tersuguh di meja. 
Tidak ada kami yang saling puja.


Senja merah, Kamu marah?

22 July 2010

JER(U)K

Orang-orang asing. Berbau alkohol. Bukan perpaduan yang menyenangkan.
"Dimana jeruk yang kuletakkan di atas meja?" aku bertanya.
 Orang-orang asing itu menatapku.
"Sudah kami makan," jawab mereka serempak.Aku mengangguk, mengambil tempat duduk membelakangi mereka. Kuselonjorkan tubuhku dan aku menaikkan kakiku ke bangku. Kepalaku sakit, maka tak lama aku pun tertidur. Toleransiku pada alkohol menurun pesat belakangan ini. Saat aku terbangun, aku menatap sebuah jeruk di atas meja di hadapanku. Kumakan. Rasanya masam. Orang-orang asing itu berbau alkohol itu menghampiriku. 
"Dimana jeruk yang kami taruh di atas meja?" tanya mereka serempak.

11 July 2010

Satu Hati Di Bali

Kamar gelap.
Raung kendaraan terdengar sayup.
Tiupan kipas angin turut membungkus.
Menghembus anak-anak rambut.
Siluet burung-burung kertas di jendela,
Kura-kura mengintip dari cangkangnya.
Kenapa begitu sunyi?
Tak ada yang harus dilakukan disini.
Tapi kenapa kaki enggan pergi?
Padahal kau sudah jauh pergi.
Di Bali, di Bali
Mengaduh eksistensi dan hati.
Namun aku seolah menanti.
Bunyi nyaring pagar di buka,
Langkah menaiki tangga,
Pintu terbuka dan wajah yang kurindukan menyapa.
Membentang tangan dalam rangkulan.